Gen Z merupakan generasi yang lahir antara tahun 1997 dan 2012. Tumbuh dalam era digital dan globalisasi, Gen Z memiliki karakteristik unik yang membedakannya dengan generasi sebelumnya, seperti Milenial dan Boomers.
Bertumbuh bersama smartphone dan media sosial, Gen Z dapat dikatakan sebagai generasi yang sangat terhubung dengan teknologi. Maka, tidak mengejutkan lagi kalau sebagian besar Gen Z memiliki keterampilan teknologi yang tinggi. Riset menyatakan 98% rata-rata Gen Z sudah mendapatkan smartphone pertama saat mereka berusia 10 tahun. Bahkan 90,78% Gen Z di Indonesia memiliki smartphone pada tahun 2021, dan persentasenya meningkat mencapai 91,82% pada 2022.
Disebabkan oleh keterlibatan tinggi Gen Z dengan media sosial, generasi ini pun lebih sensitif terhadap isu-isu global dan lingkungan. McKinsey & Company, sebuah perusahaan konsultan global, menyatakan 70% dari Gen Z ingin terlibat dalam gerakan sosial dan politik. Salah satu isu global yang diangkat oleh Gen Z sehingga menjadi global awareness adalah isu gender dan kesetaraan. Sebagian besar Gen Z mempercayai bahwa setiap gender harus dihargai tanpa memandang jenis kelamin.
Studi di Deloitte menemukan bahwa 83% Gen Z mendukung kesetaraan gender serta gerakan feminisme, karena semua orang memiliki hak yang sama terlepas dari jenis kelaminnya. Hal ini menjadikan Gen Z generasi yang memiliki toleransi yang tinggi terhadap keberagaman. Sebagai generasi yang menghargai inklusivitas dan mendorong persatuan, Gen Z memanfaatkan media sosial untuk mempromosikan social awareness. Seringkali Gen Z menggunakan platform media sosial seperti Instagram, TikTok, ataupun X untuk menyebarkan pesan tentang keadilan sosial, hak asasi manusia, serta dukungan terhadap kelompok yang terpinggirkan.